Salam untukmu yang datang, maaf sedikit berdebu
Senin, 09 Februari 2009
Aku Diusir Dari Surga
BANJARMASIN, SEDIKITPINTAR – Dulu aku adalah penghuni surga. Melewati hari-hari dalam hidup dengan segenap kesenangan yang tak pernah bisa terlukiskan, walaupun dengan sederet kata-kata mutiara atau lusinan puisi indah. Namun sekarang aku telah terusir darinya. Terlempar dalam kehidupan yang serba keras dan akan terus mengeras lagi seiring dengan bertambahnya usia. Kedewasaan telah mengusirku dari surga. Masa-masa kecil dalam dekapan orangtua yang penuh dengan kasih sayang. Kedewasaan telah memaksaku menjadi manusia bumi seutuhnya. Menjejalkan perasaan-perasaan asing yang sebelumnya tak pernah aku rasakan.
Masa kecilku surgaku. Aku menghabiskan masa kecil di sebuah rumah sederhana dengan keluarga yang harmonis. Aku adalah anak pertama dari dua bersaudara. Adikku lebih muda tujuh tahun dariku. Ketika itu tentu saja aku merasakan kasih sayang yang berlimpah dari kedua orangtuaku. Bagaikan raja aku diperlakukan oleh mereka. Tak perduli bagaimanapun kerasnya dunia luar. Cintalah yang mereka hadirkan padaku.
Aku merasa sangat beruntung dilahirkan dalam keluarga yang utuh. Memiliki ayah dan ibu yang merawatku. Kadang terbayang lagi olehku saat-saat seperti itu. ketika dalam ayunan dibuai hingga tertidur oleh ibuku sambil melantunkan beberapa lagu. Ketika makan aku tak perlu repot-repot karena disuapi oleh tangan lembutnya. Ketika ayahku mengajarkan bagaimana caranya menaiki sepeda yang baru dibelikan. Pokoknya sejuta kenangan indah yang terus berada dalam hatiku. Mungkin tidak hanya aku, anda pun memiliki kenangan manis seperti itu.
Tidak ada yang abadi di dunia ini. Akhirnya waktu menyeret paksa aku keluar dari pintu surga yang selama ini aku tempati. Usiaku terus bertambah. Perjalanan hidup mengharuskan aku tak bisa tinggal lebih lama lagi dalam surga tersebut. Ya, semua terus berputar pada porosnya. Malam berganti siang dan siang berganti malam. Keceriaan bermain gundu berubah jadi cinta asmara dan luka rindu.
Seandainya aku bisa tetap dalam masa kanak-kanakku. Maka aku akan menukarnya dengan apa saja. Tapi seperti Adam yang turun kedunia, akupun tak bisa mengelak dari garis yang sudah ditentukanNya. Bukan hanya aku sebenarnya. Setiap kita, anda, dia dan mereka sama saja. Semua harus terus melangkah hingga kematian yang entah kapan datangnya. Menjalani hidup sebagai manusia dewasa seutuhnya lengkap dengan segala permasalahannya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
dulu aku juga di sorga. kamu di mananya?
Posting Komentar