Salam untukmu yang datang, maaf sedikit berdebu
Jumat, 09 Oktober 2009
Sssssstttt!!!
Selamat Pagi, sudah beberapa hari ini aku berhasil mengucapkan selamat pagi pada dunia. Ya, setelah sekian lama tak pernah berjuampa dengannya. dengan pagi yang menguning keemasan. dan hari ini aku bisa.
mungkin, bagimu adalah hal yang biasa saja. tapi kau tahu kan aku hanyalah lelaki yang bangun kesiangan untuk mengatakan cinta? seperti katamu dulun kawan. hahaha
mungkin, bagimu adalah hal yang biasa saja. tapi kau tahu kan aku hanyalah lelaki yang bangun kesiangan untuk mengatakan cinta? seperti katamu dulun kawan. hahaha
Rabu, 23 September 2009
peradaban
masih adakah langit yang sama setiap harinya
ketika ku rasakan makin panas ruang dan peradaban
dan
kuletakkan es di atas kepala
yang lalu mencair membasahi mata hingga lututku
masih adakah langit yang sama
di perjalanan kota dan kemanusiaan
yang semakin jauh dari purbawi dan keramahan terhadap bebukitan
senja-senja yang luruh
kian sebentar
padahal
aku, bosan berlama-lama dengan malam
atau mengurusi datangnya pagi.
di langit, masih adakah kesamaan
sebelum aku kesana.
ketika ku rasakan makin panas ruang dan peradaban
dan
kuletakkan es di atas kepala
yang lalu mencair membasahi mata hingga lututku
masih adakah langit yang sama
di perjalanan kota dan kemanusiaan
yang semakin jauh dari purbawi dan keramahan terhadap bebukitan
senja-senja yang luruh
kian sebentar
padahal
aku, bosan berlama-lama dengan malam
atau mengurusi datangnya pagi.
di langit, masih adakah kesamaan
sebelum aku kesana.
Selasa, 08 September 2009
sajak penepian
harus ku apakan cinta
ketika hati sudah tak bernyawa
harus kuapakan cinta
dengan rindu yang kian barbar
ketika hati sudah tak bernyawa
harus kuapakan cinta
dengan rindu yang kian barbar
Penepian Lagi
Sebuah hati yang membeku, aku terus saja mempermainkannya seperti seorang anak kecil yang sedang bermain dengan gundunya.
***************
***************
Minggu, 06 September 2009
aku, sebagai diriku
Aku, sebagai diriku, kali ini akan berbicara tentang penepian yang sedikit membosankan jika dibandingkan dengan cerita-cerita fantasi lainnya.
Aku, ya tentu saja masih sebagai diriku. sudah sekian hari mengurung diri dari segala penjuru. menutup telinga dari segala bunyi. mengunci mata dari segenap warna, memang kedengaran aneh dan asing, tapi ini sebuah pilihan. dan aku tak perduli dengan keasingan, masa bodoh dengan kejanggalan dan keanehan, memang sedih juga rasanya harus membiasakan diri berkeras menjadi tuna-segalanga.
entah, aku yang masih yakin sebagai diriku terus saja terkebiri dalam lelah menua, mungkin dengan jalan inilah aku akan mendapati kedewasaan yang sudah lelah menungguku sekian tahun. terlambat memang, tapi daripada tidak sama sekali? ah,,
aku akan membawanya bersamaku kawan, tunggu aku dengan kedewasaanku.
Aku, ya tentu saja masih sebagai diriku. sudah sekian hari mengurung diri dari segala penjuru. menutup telinga dari segala bunyi. mengunci mata dari segenap warna, memang kedengaran aneh dan asing, tapi ini sebuah pilihan. dan aku tak perduli dengan keasingan, masa bodoh dengan kejanggalan dan keanehan, memang sedih juga rasanya harus membiasakan diri berkeras menjadi tuna-segalanga.
entah, aku yang masih yakin sebagai diriku terus saja terkebiri dalam lelah menua, mungkin dengan jalan inilah aku akan mendapati kedewasaan yang sudah lelah menungguku sekian tahun. terlambat memang, tapi daripada tidak sama sekali? ah,,
aku akan membawanya bersamaku kawan, tunggu aku dengan kedewasaanku.
Senin, 31 Agustus 2009
Rancu
Aku, sebenarnya masih tersedu dalam penepian ini. melaknati hari yang kian memanjang, kian merajamku dalam kesaksian pada waktu.
**************************
sedangkan kau masih seorang kawan. bagiku. untuk kesekian kalinya aku mengaduh padamu atas semua ketidakberdayaanku; kerancuan, keambiguan, liku, dan persimpangan memenuhi setiap perjalananku, sedang kau sudah tak lagi mampu berdiri di ujung jalan sana membantuku mengenali arah.
kawan,
kau masih selalu "jujur" kawan. seandainya aku tak menggila dengan kebedebahan remajaku. mungkin penyesalan tak seawal ini datangnya. mungkin penepian ini tak akan pernah ada.
kawan,
tepat ketika ketikan ini aku buat, kerancuan membuatku jengah,
kawan,
seandainya keabadian datang padaku. padamu kuutarakan maaf.
kawan,
seandainya penjemputan nanti. aku sudah semakin dekat!!!!
kawan,
maaf aku sedikit lebih dulu.
**************************
sedangkan kau masih seorang kawan. bagiku. untuk kesekian kalinya aku mengaduh padamu atas semua ketidakberdayaanku; kerancuan, keambiguan, liku, dan persimpangan memenuhi setiap perjalananku, sedang kau sudah tak lagi mampu berdiri di ujung jalan sana membantuku mengenali arah.
kawan,
kau masih selalu "jujur" kawan. seandainya aku tak menggila dengan kebedebahan remajaku. mungkin penyesalan tak seawal ini datangnya. mungkin penepian ini tak akan pernah ada.
kawan,
tepat ketika ketikan ini aku buat, kerancuan membuatku jengah,
kawan,
seandainya keabadian datang padaku. padamu kuutarakan maaf.
kawan,
seandainya penjemputan nanti. aku sudah semakin dekat!!!!
kawan,
maaf aku sedikit lebih dulu.
Langganan:
Postingan (Atom)